Welcome To My Blog

Jumat, 19 April 2013

Sholat dan Kesehatan


BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Definisi Sholat
Shalat adalah berhadap hati kepada Allah sebagai ibadah, dalam bentuk beberapa perkataan dan perbuatan, yang dimulai dengan takbir dan diakhiri dengan salam serta menurut syarat-syarat yang telah ditentukan syara’.
Shalat merupakan salah satu kewajiban bagi umat muslim, diantaranya yaitu shalat fardhu atau shalat lima waktu merupakan shalat yang wajib dilaksanakan oleh umat muslim apabila telah memenuhi syarat-syarat untuk melaksanakannya. Selain itu shalat hukumnya dapat dikatakan wajib, fardhu atau sunnah. Shalat jum’at yang dilaksanakan pada setiap hari jum’at dan dilaksanakan oleh laki-laki hukumnya yaitu fardhu ‘ain.
Dalil yang mewajibkan shalat.banyak sekali diantaranya yaitu :
1.      “Dan dirikanlah shalat, keluarkanlah zakat dan tuntuklah / rukuklah bersama-sama orang-orang yang rukuk.” ( QS, Al-Baqarah : 43)
2.      “Kerjakanlah shalat, sesungguhnya shalat itu mencegah perbuatan yang jahat (keji) dan yang munkar.” ( QS, Al-‘Ankabut : 45 )
3.      “Perintahkanlah anak-anakmu mengerjakan shalat di waktu usia mereka meningkat tujuh tahun, dan pukullah (kalau enggan melakukan shalat) diwaktu mereka meningkat usia sepuluh tahun. “ ( HR. Abu Dawud )
Shalat merupakan salah satu kewajiban bagi setiap muslim. Sebuah ibadah mulia yang mempunyai peran penting bagi keislaman seseorang. Sehingga Nabi shallallâhu 'alaihi wa sallam mengibaratkan shalat seperti pondasi dalam sebuah bangunan.
Beliau shallallâhu 'alaihi wa sallam bersabda:

 بُنِىَ الإِسْلاَمُ عَلَى خَمْسٍ: شَهَادَةِ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ وَأَنَّ مُحَمَّدًا رَسُولُ اللَّهِ ، وَإِقَامِ الصَّلاَةِ
Islam dibangun di atas lima hal:  bersaksi bahwa tidak ada sesembahan, yang berhak disembah dengan benar kecuali Allah  dan Nabi Muhammad adalah utusan Allah,
menegakkan shalat….  (HR Bukhâri dan Muslim)
Oleh karena itu, ketika muadzin mengumandangkan adzan, kaum muslimin berbondong-bondong mendatangi rumah-rumah Allah Ta'ala, mengambil air wudhu, kemudian berbaris rapi di belakang imam shalat mereka. Mulailah kaum muslimin tenggelam dalam dialog dengan Allah Ta'ala dan begitu khusyu’ menikmati shalat sampai imam mengucapkan salam. Dan setelah usai, masing-masing kembali pada aktifitasnya.
2.2 Definisi Kesehatan
Kesehatan  adalah kondisi umum dari seseorang dalam semua aspek. Ini juga merupakan tingkat fungsional dan / atau efisiensi metabolisme organisme, sering secara implisit manusia.
Pada saat berdirinya Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), pada tahun 1948, kesehatan didefinisikan sebagai "keadaan lengkap fisik, mental, dan kesejahteraan sosial dan bukan hanya ketiadaan penyakit atau kelemahan" Hanya segelintir publikasi telah difokuskan secara khusus pada definisi kesehatan dan evolusi dalam 6 dekade pertama.
Beberapa dari mereka menyoroti kurangnya nilai operasional dan masalah diciptakan dengan menggunakan kata "lengkap." Lain menyatakan definisi, yang belum diubah sejak 1948, "hanya yang buruk."
Pada 1986, WHO, dalam Piagam Ottawa untuk Promosi Kesehatan, mengatakan bahwa kesehatan adalah "sumber daya bagi kehidupan sehari-hari, bukan tujuan dari kehidupan. Kesehatan adalah konsep yang positif menekankan sumber daya sosial dan pribadi, serta kemampuan fisik." Klasifikasi sistem seperti WHO Keluarga Klasifikasi Internasional (WHO-FIC), yang terdiri dari Klasifikasi Internasional Berfungsi, cacat, dan Kesehatan (ICF) dan Klasifikasi Internasional Penyakit (ICD) juga menentukan kesehatan. Secara keseluruhan kesehatan dicapai melalui kombinasi dari fisik, mental, dan kesejahteraan sosial, yang, bersama-sama sering disebut sebagai "Segitiga Kesehatan"

2.3 Manfaat Sholat Bagi Kesehatan
Ketika berbicara manfaat kesehatan yang didapat dari shalat maka sudah selayaknya menelisik kembali hadits yang diriwayatkan oleh Ibnu Majah dari Abu Hurairah R.A,


رَأَنِي رَسُوْلُ اللهِ صلى الله عليه وسلم وَأَناَ ناَئِمٌ أَتَلَوَّى مِنْ وَجْعِ بَطْنِي، فَقَالَ : أَشْكَمْ دَرْدَ؟ قُلْتُ نَعَمْ يَا رَسُوْلَ اللهِ. قَالَ قُمْ فَصَلِّ فَإِنَّ الصَّلاَةَ شِفَاءٌ.

“Rasulullah SAW melihatku sedangkan aku tidur melingkar karena sakit perut, lalu beliau berkata, asykam darda? Aku menjawab, betul wahai Rasulullah SAW. Beliau berkata, bangunlah lalu shalat karena shalat adalah obat.”
Para ulama berpendapat setidaknya ada dua faedah dari hadits riwayat Ibnu Majah dimana Abu hurairah  mengatakan, “Rasulullah SAW melihatku sedangkan aku tidur melingkar karena sakit perut, lalu beliau berkata, asykam darda? Aku menjawab, betul wahai Rasulullah SAW. Beliau berkata, bangunlah lalu shalat karena shalat adalah obat.”Pertama adalah bahwasannya Nabi SAW pernah berbicara bahasa Persia. Kedua, bahwa shalat mengobati sakit hati (liver) dan lambung serta usus.
Dalam kajian sholat sebagai obat bagi perut yang sakit, para ulama mengungkapkan setidaknya ada beberapa alasan. Pertama, urusan ilahi yang merupakan ibadah, kedua urusan jiwa, itu karena jiwa yang merasa sakit terhibur dengan shalat dan berkurang merasakannya lalu munculah kekuatan yang mengalahkan rasa sakit.  
Perlu diketahui bahwasannya para tabib yang mahir zaman dahulu melakukan segala usaha untuk memperkuat kekuatan. Terkadang menguatkannya dengan makanan, terkadang dengan harapan, terkadang dengan rasa takut, sedangkan sholat menghimpun lebih banyak dari itu, karena di dalamnya menimbulkan kepada seorang hamba rasa takut, khawatir, harapan, rasa malu, cinta dan ingat akhirat yang dapat menguatkan staminanya dan melegakan dadanya, lalu dengan itu menjadi tertolaklah penyakitnya.
Contoh kasus lain mengenai manfaat kejiwaan yang dapat menembus pada aspek kerja sistem organ tubuh adalah hadits yang diriwayatkan dari sebagian anak Ali  R.A bahwa beliau pernah mempunyai luka yang mereka tidak bisa mengatasinya, lalu keluarganya menangguhkannya sampai masuk shalat kemudian mereka bisa melakukannya tetapi tidak menyusahkannya karena ia tenggelam (asyik) dalam shalat.
Menurut Imam Adz Dzahabi dalam shalat ada perkara yang alami yaitu olah raga jiwa dan olah raga tubuh, karena shalat menghimpun antara berdiri, ruku, sujud, ketundukan, perkumpulan, ikhlas, ibadah, merendahkan diri, menghinakan diri dan lain sebagainya yang bersamanya menjadi bergerak sendi-sendi badan dan kebanyakan organ tubuh menjadi lunak, terutama perut dan usus serta bantuannya yang paling kuat dalam mendorong air seni juga tinja dan menurunkan makanan dari lambung.
Lebih jauh Al-Muwafaq Abdul Latif Al Baghdadi berkata dalam kitab Al-Arba’in, “aku sungguh telah melihat sekumpulan mereka yang mempunyai waktu luang dan kemewahan yang terjaga kesehatannya lalu mencari sebab itu maka aku mendapati mereka banyak shalat dan tahajud.”
Al Baghdadi juga menandaskan alangkah bermanfaatnya sujud untuk penderita kondisi lemah fisik dan flu, alangkah kuatnya bantuan sujud untuk membuka sumbatan hidung, alangkah kuatnya bantuan sujud membusukan (mematangkan) air seni dan tinja dan menurunkan makanan dari lambung dan usus, dan menggerakkan kotoran yang tertahan di dalamnya serta mengeluarkannya, karena di sisinya kantong makanan terperas oleh karena didesaknya, dan satu sama lainya berjatuhan.
Sementara Imam Adz Dzahabi menyatakan bahwa kebanyakan yang dapat digembirakan oleh shalat itu adalah jiwa dan shalat dapat menghilangkan kesedihan, shalat juga dapat memadamkan api amarah, menyebabkan cinta kepada kebenaran dan sikap merendah kepada sesama manusia, menghaluskan hati, menganjurkan memberi maaf dan membuat benci terhadap buruknya sifat dendam.
Uniknya lagi Imam Adz Dzahabi juga menyatakan bahwa banyak hal yang dapat muncul dalam shalat, yaitu berupa pikiran dan pengaturan yang tepat, jawaban yang benar, membuat hamba ingat apa yang telah lupa lalu ia berfikir tentang sumber-sumber perkara, dan jalan-jalannya dan kemaslahatan dunia dan akhirat.
Beliau hafizhullah juga berpendapat sholat dapat menjadi sarana mengintropeksi diri, terutama jika lama berdirinya, itu dilakukan pada waktu malam ketika mata-mata terpejam,  suara-suara menjadi sunyi, ketika kekuatan alam bawah berkurang dan bersembunyi kesombongannya, ketika menyebarnya kekuatan alam ruhani dan terbentang tutupnya.
Sementara Ibnu Qoyyim Rahimahullah mengutip dalam Al-Musnad bahwa Nabi SAW apabila bersedih karena suatu perkara, beliau melakukan sholat. Karena Allah Berfirman, “… ambillah pertolongan dari kesabaran dan shalat…” Telah lewat juga sabda Nabi SAW “Lelehkanlah makanan kalian dengan dzikir dan mengucapkanya.”
Ini juga ditafsirkan oleh Imam Adz Dzahabi sebagai salah satu sebab disunnahkannya shalat tarawih, di dalam shalat terdapat kebaikan dunia dan akhirat dengan turunnya kekuatan berupa terbukanya yang menjadikan dan yang menciptakanya, maka pada saat itu tertolaklah penyakit-penyakit badan yang ia derita dan tersingkaplah baginya akhlak jiwa yang rendah maka ia terus berjalan untuk menyempurnakan dan menyusunnya.
Menurut Ibnu Qoyyim shalat membawa rezeki, menjaga kesehatan, mengusir gangguan, menolak penyakit, memperkuat hati, memutihkan wajah, menyenangkan jiwa, menghilangkan kemalasan, memotivasi organ tubuh, meningkatkan stamina, melapangkan dada, menyuntik gizi pada rohani, menyinari jiwa, memelihara kenikmatan, menghilangkan bencana, membawa berkah, menjauhkan pelakunya dari setan dan mendekatkannya kepada Allah Ar-Rahman.
Oleh karenanya beliau Rahimahullah menyimpulkan bahwa shalat memiliki pengaruh yang ajaib sekali dalam menjaga kesehatan jasmani dan rohani serta mempertahankan stamina dan mengusir segala bentuk unsur yang membahayakannya. Apabila ada dua orang yang sama-sama terkena musibah atau terserang penyakit, bala dan cobaan, pasti yang melakukan shalat di antara keduanya akan merasa lebih ringan, dan akibat yang dia rasakan juga lebih aman.

2.4 Gerakan Sholat Bagi Kesehatan
Selain melaksanakan perintah agama, mengobati kerinduan jiwa pada sang Pencipta, sholat juga punya efek yaitu menyehatkan tubuh. Seorang pakar ilmu pengobatan tradisional, Prof H Muhammad Hembing Wijayakusuma, telah melakukan penelitian yang mendalam tentang hal itu. Hasil penelitian itu disebarkannya kepada umat Islam, baik melalui media massa maupun buku yang berjudul “Hikmah Sholat untuk Pengobatan dan Kesehatan”. Bahkan, duduk Tasyahud diyakini bisa menyembuhkan penyakit tanpa operasi.
Setiap gerakan-gerakan shalat mempunyai arti khusus bagi kesehatan dan punya pengaruh pada bagian-bagian tubuh seperti kaki, ruas tulang punggung, otak, lambung, rongga dada, pangkal paha, leher, dll. Berikut adalah ringkasan yang bermanfaat untuk mengetahui tentang daya penyembuhan di balik pelaksanaan sholat sebagai aktivitas spiritual.
1.      Berdiri tegak dalam sholat
Gerakan-gerakan sholat bila dilakukan dengan benar, selain menjadi latihan yang menyehatkan juga mampu mencegah dan meyembuhkan berbagai macam penyakit. Hembing menemukan bahwa berdiri tegak pada waktu sholat membuat seluruh saraf menjadi satu titik pusat pada otak, jantung, paru-paru, pinggang, dan tulang pungggung lurus dan bekerja secara normal, kedua kaki yang tegak lurus pada posisi akupuntur, sangat bermanfaat bagi kesehatan seluruh tubuh.

2.      Rukuk
Rukuk juga sangat baik untuk menghindari penyakit yang menyerang ruas tulang belakang yang terdiri dari tulang punggung, tulang leher, tulang pinggang dan ruas tulang tungging. Dengan melakukan rukuk, kita telah menarik, menggerakan dan mengendurkan saraf-saraf yang berada di otak, punggung dan lain-lain. Bayangkan bila kita menjalankan sholat lima waktu yang berjumlah 17 rakaat sehari semalam. Kalau rakaat kita rukuk satu kali, berarti kita melakukan gerakan ini sebanyak 17 kali.

3.      Sujud
Belum lagi gerakan sujud yang setiap rakaat dua kali hingga jumlahnya sehari 34 kali. Bersujud dengan meletakan jari-jari tangan di depan lutut membuat semua otot berkontraksi. Gerakan ini bukan saja membuat otot-otot itu akan menjadi besar dan kuat, tetapi juga membuat pembuluh darah dan urat-urat getah bening terpijat dan terurut. Posisi sujud ini juga sangat membantu kerja jantung dan menghindari mengerutnya dinding-dinding pembuluh darah.

4.      Duduk tasyahud
Duduk tasyahud akhir atau tawaruk adalah salah satu anugerah Allah yang patut kita syukuri, karena sikap itu merupakan penyembuhan penyakit tanpa obat dan tanpa operasi. Posisi duduk dengan mengangkat kaki kanan dan menghadap jari-jari ke arah kiblat ini, secara otomatis memijat pusat-pusat daerah otak, ruas tulang punggung teratas, mata, otot-otot bahu, dan banyak lagi terdapat pada ujung kaki. Untuk laki-laki sikap duduk ini luar biasa manfaatnya, terutama untuk kesehatan dan kekuatan organ seks.

5.      Salam
Bahkan, gerakan salam akhir, berpaling ke kanan dan ke kiri pun, menurut penelitian Hembing punya manfaat besar karena gerakan ini sangat bermanfaat membantu  menguatkan otot-otot leher dan kepala. Setiap mukmin pasti bisa merasakan itu, bila ia menjalankan sholat dengan benar.  Tubuh akan terasa lebih segar, sendi-sendi dan otot akan terasa lebih kendur, dan otak juga mempu kembali berfikir dengan terang. Hanya saja, manfaat itu ada yang bisa merasakannya dengan sadar, ada juga yang tak disadari. Tapi harus diingat, sholat adalah ibadah agama bukan olahraga.

6.      Tahajjud = Anti kanker
Sebuah penelitian ilmiah yang lain membuktikan bahwa sholat tahajjud membebaskan seseorang dari berbagai penyakit. Itu bukan ungkapan teoritis semata, melainkan sudah diuji dan dibuktikan melalui penelitian ilmiah. Penelitinya adalah dosen fakultas Tarbiyah IAIN Sunan Ampel Surabaya, Mohammad Sholeh, dalam usahanya meraih gelar doktor. Sholeh melakukan penelitian terhadap siswa SMU Lukmanul Hakim Pondok Pesantren Hidayatullah Surabaya yang secara rutin menunaikkan sholat tahajjud.
Sholat tahajjud yang dilakukan di penghujung malam yang sunyi, kata sholeh, bisa mendatangkan ketenangan. Sementara ketenangan itu sendiri terbukti  mampu meningkatkan ketahanan tubuh imunologik, mengurangi resiko terkena penyakit jantung dan meningkatkan usia harapan hidup. Sebaliknya, bentuk-bentuk tekanan mental sepert stress maupun depresi membuat seseorang rentan terhadap berbagai macam penyakit, infeksi dan mempercepat perkembangan sel kanker serta meningkatkan metastatis (penyebarab sel kanker).
Tekanan mental itu sendiri terjadi akibat gangguan irama sirkadian (siklus gerak hidup manusia) yang ditandai dengan pengikatan hormon kortison. Perlu diketahui, hormon kortison ini biasa dipakai sebagai tolak ukur untuk mengetahui kondisi seseorang apakah jiwanya tengah terserang stress, depressi atau tidak.
Untungnya, kata Sholeh, stress bisa dikelola, dan pengelolaan itu bisa dilakukan dengfan eduikatif, cara teknis relaksasi, atau perenungan / tafakur dan umpan balik hayati (bio feed back). Sholat tahajjud mengandung aspek meditasi dan relaksasi sehingga dapat digunakan sebagai pereda stress yang akan meningkatkan ketahanan tubuh seseorang secar natural, jelas sholeh dalam disertainya yang berjudul “Pengaruh Sholat Tahajjjud terhadap Pengingkatan Perubahan Respon Ketahanan Tubuh Imunologik”.
Pada saat yang sama, sholat tahajjjud pun bisa mendatangkan stress, terutam bila tidak dilaksanakan secara ikhlas dan kontinyu karena akan terjadi kegagalan dalan menjaga Homeostatis (daya adaptasi) terhadap perubahan pola irama pertumbuhan sel yang normal, tetapi jika dilaksanakan dengan iklas dan kontintyu akan sebaliknya. Kanker, seperti diketahui, adalah pertumbuhan sel yang tidak normal, kalau melaksanakan sholat tahajjud dengan ihklas dan kontinyu akan dapat merangsang pertumbuhan sel secara normal sehingga membebaskan pengamal sholat tahajjud dari berbagai penyakit dan kanker (tumor ganas),
Menurutnya, sholat tahajjud yang dijalankan dengan tepat, kontinyum khusuh, dan ikhlas dapat menimbulkan persepsi dan motivasi positif sehingga menimbulkan mekanisme pereda stress yang efektif.

2.5 Keajaiban Sholat Menurut Kesehatan China
Wudhu sebagai ritual pra sholat, bukanlah sekedar ritual belaka. Wudhu mengandung banyak ajaran agama didalamnya. Wudhu mendidik manusia agar selalu menjaga kebersihan, kesucian dan keelokan. Wudhu menanamkan kebiasaan hidup bersih disamping mengingatkan pada kesucian batin. Lebih dari itu, wudhu juga memiliki banyak manfaat yang tidak banyak diketahui orang. Air yang meresap melalui pori-pori kulit tubuh akan membantu membersihkan bagian-bagian kulit dari kotoran, melepaskannya, dan melarutkannya. wudhu juga meresapkan molekul-molekul air yang bersinggungan langsung bagian-bagian tertentu yang memiliki banyak titik syaraf yang berhubungan langsung dengan organ-organ internal tubuh manusia, seperti pada bagian kulit kepala. Hal ini menyebabkan badan segar kembali, karena sifat air yang menyejukkan.
Posisi berdiri tegak dalam sholat berkorelasi dengan kesehatan kita, terutama hubungannya dengan ruas-ruas tulang belakang kita. Pada posisi ini ruas-ruas tulang belakang mengalami penyempurnaan letak, sehingga memungkinkan aliran sistem dan pola syaraf yang kembali lancar. Secara teori, tulang belakang merupakan pusat sistem syaraf dengan syaraf-syaraf yang menyebar di seluruh bagian tubuh sampai ke otak, anggota badan, dan organ-organ internal. Melalui tulang belakang inilah otak mengontrol tubuh.
Waktu-waktu sholat yang telah ditentukan sedemikian rupa ternyata juga mengandung manfaat yang belum banyak diketahui. Setiap waktu sholat ini memiliki keistimewaan yang luar biasa. Dalam hal ini, penulis menghubungkan waktu-waktu sholat tersebut dengan sirkulasi Chi harian untuk menjabarkan manfaatnya sehubungan dengan masalah kesehatan. Prinsip sirkulasi chi ini digunakan oleh para ahli pengobatan Cina untuk menentukan waktu yang tepat dalam melakukan terapi suatu penyakit. Sebagai contoh, menurut ilmu pengobatan Cina, terapi terhadap ginjal sebaiknya dilakukan antara pukul 17.00-19.00.


Menurut ilmu kesehatan Cina tersebut, waktu sholat fardhu dapat dinyatakan sebagai berikut :
1.       Subuh, yaitu waktu terbit fajar hingga terbit matahari adalah waktu yang tepat untuk terapi paru-paru dan pernafasan, karena pada waktu tersebut udara masih segar dan memberi kesempatan paru-paru membersihkan diri dari sisa-sisa oksigen yang kita hirup pada malam hari
2.       Zuhur, merupakan waktu yang tepat untuk terapi jantung dan usus kecil. Tengah hari merupakan puncak panasnya sistem organ internal manusia. Menurut ilmu kesehatan Cina Jantung dan usus kecil merupakan organ yang berpasangan. Kedua organ ini memiliki sifat panas, mengendalikan pembuluh-pembuluh darah.
3.       Ashar, adalah waktu yang tepat untuk terapi kandung kemih, karena pada saat tersebut merupakan waktu mulai terjadinya kesesuaian secara perlahan antara hawa tubuh manusia dan hawa di sekitarnya.
4.       Maghrib, waktunya terapi ginjal. Ginjal merupakan reservoir/penampung sifat dingin (Yin) dan sifat panas (Yang) dasar tubuh, ketidakberesan apa pun dalam hawa tubuh yang cukup kronis tentu akan melibatkan ginjal, dan akhirnya dapat menyebabkan gangguan pada organ-organ lainnya.
5.       Isya, waktu yang tepat untuk terapi perikardium dan Triple Burner (San Jiao)

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Definisi Sholat
Shalat adalah berhadap hati kepada Allah sebagai ibadah, dalam bentuk beberapa perkataan dan perbuatan, yang dimulai dengan takbir dan diakhiri dengan salam serta menurut syarat-syarat yang telah ditentukan syara’.
Shalat merupakan salah satu kewajiban bagi umat muslim, diantaranya yaitu shalat fardhu atau shalat lima waktu merupakan shalat yang wajib dilaksanakan oleh umat muslim apabila telah memenuhi syarat-syarat untuk melaksanakannya. Selain itu shalat hukumnya dapat dikatakan wajib, fardhu atau sunnah. Shalat jum’at yang dilaksanakan pada setiap hari jum’at dan dilaksanakan oleh laki-laki hukumnya yaitu fardhu ‘ain.
Dalil yang mewajibkan shalat.banyak sekali diantaranya yaitu :
1.      “Dan dirikanlah shalat, keluarkanlah zakat dan tuntuklah / rukuklah bersama-sama orang-orang yang rukuk.” ( QS, Al-Baqarah : 43)
2.      “Kerjakanlah shalat, sesungguhnya shalat itu mencegah perbuatan yang jahat (keji) dan yang munkar.” ( QS, Al-‘Ankabut : 45 )
3.      “Perintahkanlah anak-anakmu mengerjakan shalat di waktu usia mereka meningkat tujuh tahun, dan pukullah (kalau enggan melakukan shalat) diwaktu mereka meningkat usia sepuluh tahun. “ ( HR. Abu Dawud )
Shalat merupakan salah satu kewajiban bagi setiap muslim. Sebuah ibadah mulia yang mempunyai peran penting bagi keislaman seseorang. Sehingga Nabi shallallâhu 'alaihi wa sallam mengibaratkan shalat seperti pondasi dalam sebuah bangunan.
Beliau shallallâhu 'alaihi wa sallam bersabda:

 بُنِىَ الإِسْلاَمُ عَلَى خَمْسٍ: شَهَادَةِ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ وَأَنَّ مُحَمَّدًا رَسُولُ اللَّهِ ، وَإِقَامِ الصَّلاَةِ
Islam dibangun di atas lima hal:  bersaksi bahwa tidak ada sesembahan, yang berhak disembah dengan benar kecuali Allah  dan Nabi Muhammad adalah utusan Allah,
menegakkan shalat….  (HR Bukhâri dan Muslim)
Oleh karena itu, ketika muadzin mengumandangkan adzan, kaum muslimin berbondong-bondong mendatangi rumah-rumah Allah Ta'ala, mengambil air wudhu, kemudian berbaris rapi di belakang imam shalat mereka. Mulailah kaum muslimin tenggelam dalam dialog dengan Allah Ta'ala dan begitu khusyu’ menikmati shalat sampai imam mengucapkan salam. Dan setelah usai, masing-masing kembali pada aktifitasnya.
2.2 Definisi Kesehatan
Kesehatan  adalah kondisi umum dari seseorang dalam semua aspek. Ini juga merupakan tingkat fungsional dan / atau efisiensi metabolisme organisme, sering secara implisit manusia.
Pada saat berdirinya Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), pada tahun 1948, kesehatan didefinisikan sebagai "keadaan lengkap fisik, mental, dan kesejahteraan sosial dan bukan hanya ketiadaan penyakit atau kelemahan" Hanya segelintir publikasi telah difokuskan secara khusus pada definisi kesehatan dan evolusi dalam 6 dekade pertama.
Beberapa dari mereka menyoroti kurangnya nilai operasional dan masalah diciptakan dengan menggunakan kata "lengkap." Lain menyatakan definisi, yang belum diubah sejak 1948, "hanya yang buruk."
Pada 1986, WHO, dalam Piagam Ottawa untuk Promosi Kesehatan, mengatakan bahwa kesehatan adalah "sumber daya bagi kehidupan sehari-hari, bukan tujuan dari kehidupan. Kesehatan adalah konsep yang positif menekankan sumber daya sosial dan pribadi, serta kemampuan fisik." Klasifikasi sistem seperti WHO Keluarga Klasifikasi Internasional (WHO-FIC), yang terdiri dari Klasifikasi Internasional Berfungsi, cacat, dan Kesehatan (ICF) dan Klasifikasi Internasional Penyakit (ICD) juga menentukan kesehatan. Secara keseluruhan kesehatan dicapai melalui kombinasi dari fisik, mental, dan kesejahteraan sosial, yang, bersama-sama sering disebut sebagai "Segitiga Kesehatan"

2.3 Manfaat Sholat Bagi Kesehatan
Ketika berbicara manfaat kesehatan yang didapat dari shalat maka sudah selayaknya menelisik kembali hadits yang diriwayatkan oleh Ibnu Majah dari Abu Hurairah R.A,


رَأَنِي رَسُوْلُ اللهِ صلى الله عليه وسلم وَأَناَ ناَئِمٌ أَتَلَوَّى مِنْ وَجْعِ بَطْنِي، فَقَالَ : أَشْكَمْ دَرْدَ؟ قُلْتُ نَعَمْ يَا رَسُوْلَ اللهِ. قَالَ قُمْ فَصَلِّ فَإِنَّ الصَّلاَةَ شِفَاءٌ.

“Rasulullah SAW melihatku sedangkan aku tidur melingkar karena sakit perut, lalu beliau berkata, asykam darda? Aku menjawab, betul wahai Rasulullah SAW. Beliau berkata, bangunlah lalu shalat karena shalat adalah obat.”
Para ulama berpendapat setidaknya ada dua faedah dari hadits riwayat Ibnu Majah dimana Abu hurairah  mengatakan, “Rasulullah SAW melihatku sedangkan aku tidur melingkar karena sakit perut, lalu beliau berkata, asykam darda? Aku menjawab, betul wahai Rasulullah SAW. Beliau berkata, bangunlah lalu shalat karena shalat adalah obat.”Pertama adalah bahwasannya Nabi SAW pernah berbicara bahasa Persia. Kedua, bahwa shalat mengobati sakit hati (liver) dan lambung serta usus.
Dalam kajian sholat sebagai obat bagi perut yang sakit, para ulama mengungkapkan setidaknya ada beberapa alasan. Pertama, urusan ilahi yang merupakan ibadah, kedua urusan jiwa, itu karena jiwa yang merasa sakit terhibur dengan shalat dan berkurang merasakannya lalu munculah kekuatan yang mengalahkan rasa sakit.  
Perlu diketahui bahwasannya para tabib yang mahir zaman dahulu melakukan segala usaha untuk memperkuat kekuatan. Terkadang menguatkannya dengan makanan, terkadang dengan harapan, terkadang dengan rasa takut, sedangkan sholat menghimpun lebih banyak dari itu, karena di dalamnya menimbulkan kepada seorang hamba rasa takut, khawatir, harapan, rasa malu, cinta dan ingat akhirat yang dapat menguatkan staminanya dan melegakan dadanya, lalu dengan itu menjadi tertolaklah penyakitnya.
Contoh kasus lain mengenai manfaat kejiwaan yang dapat menembus pada aspek kerja sistem organ tubuh adalah hadits yang diriwayatkan dari sebagian anak Ali  R.A bahwa beliau pernah mempunyai luka yang mereka tidak bisa mengatasinya, lalu keluarganya menangguhkannya sampai masuk shalat kemudian mereka bisa melakukannya tetapi tidak menyusahkannya karena ia tenggelam (asyik) dalam shalat.
Menurut Imam Adz Dzahabi dalam shalat ada perkara yang alami yaitu olah raga jiwa dan olah raga tubuh, karena shalat menghimpun antara berdiri, ruku, sujud, ketundukan, perkumpulan, ikhlas, ibadah, merendahkan diri, menghinakan diri dan lain sebagainya yang bersamanya menjadi bergerak sendi-sendi badan dan kebanyakan organ tubuh menjadi lunak, terutama perut dan usus serta bantuannya yang paling kuat dalam mendorong air seni juga tinja dan menurunkan makanan dari lambung.
Lebih jauh Al-Muwafaq Abdul Latif Al Baghdadi berkata dalam kitab Al-Arba’in, “aku sungguh telah melihat sekumpulan mereka yang mempunyai waktu luang dan kemewahan yang terjaga kesehatannya lalu mencari sebab itu maka aku mendapati mereka banyak shalat dan tahajud.”
Al Baghdadi juga menandaskan alangkah bermanfaatnya sujud untuk penderita kondisi lemah fisik dan flu, alangkah kuatnya bantuan sujud untuk membuka sumbatan hidung, alangkah kuatnya bantuan sujud membusukan (mematangkan) air seni dan tinja dan menurunkan makanan dari lambung dan usus, dan menggerakkan kotoran yang tertahan di dalamnya serta mengeluarkannya, karena di sisinya kantong makanan terperas oleh karena didesaknya, dan satu sama lainya berjatuhan.
Sementara Imam Adz Dzahabi menyatakan bahwa kebanyakan yang dapat digembirakan oleh shalat itu adalah jiwa dan shalat dapat menghilangkan kesedihan, shalat juga dapat memadamkan api amarah, menyebabkan cinta kepada kebenaran dan sikap merendah kepada sesama manusia, menghaluskan hati, menganjurkan memberi maaf dan membuat benci terhadap buruknya sifat dendam.
Uniknya lagi Imam Adz Dzahabi juga menyatakan bahwa banyak hal yang dapat muncul dalam shalat, yaitu berupa pikiran dan pengaturan yang tepat, jawaban yang benar, membuat hamba ingat apa yang telah lupa lalu ia berfikir tentang sumber-sumber perkara, dan jalan-jalannya dan kemaslahatan dunia dan akhirat.
Beliau hafizhullah juga berpendapat sholat dapat menjadi sarana mengintropeksi diri, terutama jika lama berdirinya, itu dilakukan pada waktu malam ketika mata-mata terpejam,  suara-suara menjadi sunyi, ketika kekuatan alam bawah berkurang dan bersembunyi kesombongannya, ketika menyebarnya kekuatan alam ruhani dan terbentang tutupnya.
Sementara Ibnu Qoyyim Rahimahullah mengutip dalam Al-Musnad bahwa Nabi SAW apabila bersedih karena suatu perkara, beliau melakukan sholat. Karena Allah Berfirman, “… ambillah pertolongan dari kesabaran dan shalat…” Telah lewat juga sabda Nabi SAW “Lelehkanlah makanan kalian dengan dzikir dan mengucapkanya.”
Ini juga ditafsirkan oleh Imam Adz Dzahabi sebagai salah satu sebab disunnahkannya shalat tarawih, di dalam shalat terdapat kebaikan dunia dan akhirat dengan turunnya kekuatan berupa terbukanya yang menjadikan dan yang menciptakanya, maka pada saat itu tertolaklah penyakit-penyakit badan yang ia derita dan tersingkaplah baginya akhlak jiwa yang rendah maka ia terus berjalan untuk menyempurnakan dan menyusunnya.
Menurut Ibnu Qoyyim shalat membawa rezeki, menjaga kesehatan, mengusir gangguan, menolak penyakit, memperkuat hati, memutihkan wajah, menyenangkan jiwa, menghilangkan kemalasan, memotivasi organ tubuh, meningkatkan stamina, melapangkan dada, menyuntik gizi pada rohani, menyinari jiwa, memelihara kenikmatan, menghilangkan bencana, membawa berkah, menjauhkan pelakunya dari setan dan mendekatkannya kepada Allah Ar-Rahman.
Oleh karenanya beliau Rahimahullah menyimpulkan bahwa shalat memiliki pengaruh yang ajaib sekali dalam menjaga kesehatan jasmani dan rohani serta mempertahankan stamina dan mengusir segala bentuk unsur yang membahayakannya. Apabila ada dua orang yang sama-sama terkena musibah atau terserang penyakit, bala dan cobaan, pasti yang melakukan shalat di antara keduanya akan merasa lebih ringan, dan akibat yang dia rasakan juga lebih aman.

2.4 Gerakan Sholat Bagi Kesehatan
Selain melaksanakan perintah agama, mengobati kerinduan jiwa pada sang Pencipta, sholat juga punya efek yaitu menyehatkan tubuh. Seorang pakar ilmu pengobatan tradisional, Prof H Muhammad Hembing Wijayakusuma, telah melakukan penelitian yang mendalam tentang hal itu. Hasil penelitian itu disebarkannya kepada umat Islam, baik melalui media massa maupun buku yang berjudul “Hikmah Sholat untuk Pengobatan dan Kesehatan”. Bahkan, duduk Tasyahud diyakini bisa menyembuhkan penyakit tanpa operasi.
Setiap gerakan-gerakan shalat mempunyai arti khusus bagi kesehatan dan punya pengaruh pada bagian-bagian tubuh seperti kaki, ruas tulang punggung, otak, lambung, rongga dada, pangkal paha, leher, dll. Berikut adalah ringkasan yang bermanfaat untuk mengetahui tentang daya penyembuhan di balik pelaksanaan sholat sebagai aktivitas spiritual.
1.      Berdiri tegak dalam sholat
Gerakan-gerakan sholat bila dilakukan dengan benar, selain menjadi latihan yang menyehatkan juga mampu mencegah dan meyembuhkan berbagai macam penyakit. Hembing menemukan bahwa berdiri tegak pada waktu sholat membuat seluruh saraf menjadi satu titik pusat pada otak, jantung, paru-paru, pinggang, dan tulang pungggung lurus dan bekerja secara normal, kedua kaki yang tegak lurus pada posisi akupuntur, sangat bermanfaat bagi kesehatan seluruh tubuh.

2.      Rukuk
Rukuk juga sangat baik untuk menghindari penyakit yang menyerang ruas tulang belakang yang terdiri dari tulang punggung, tulang leher, tulang pinggang dan ruas tulang tungging. Dengan melakukan rukuk, kita telah menarik, menggerakan dan mengendurkan saraf-saraf yang berada di otak, punggung dan lain-lain. Bayangkan bila kita menjalankan sholat lima waktu yang berjumlah 17 rakaat sehari semalam. Kalau rakaat kita rukuk satu kali, berarti kita melakukan gerakan ini sebanyak 17 kali.

3.      Sujud
Belum lagi gerakan sujud yang setiap rakaat dua kali hingga jumlahnya sehari 34 kali. Bersujud dengan meletakan jari-jari tangan di depan lutut membuat semua otot berkontraksi. Gerakan ini bukan saja membuat otot-otot itu akan menjadi besar dan kuat, tetapi juga membuat pembuluh darah dan urat-urat getah bening terpijat dan terurut. Posisi sujud ini juga sangat membantu kerja jantung dan menghindari mengerutnya dinding-dinding pembuluh darah.

4.      Duduk tasyahud
Duduk tasyahud akhir atau tawaruk adalah salah satu anugerah Allah yang patut kita syukuri, karena sikap itu merupakan penyembuhan penyakit tanpa obat dan tanpa operasi. Posisi duduk dengan mengangkat kaki kanan dan menghadap jari-jari ke arah kiblat ini, secara otomatis memijat pusat-pusat daerah otak, ruas tulang punggung teratas, mata, otot-otot bahu, dan banyak lagi terdapat pada ujung kaki. Untuk laki-laki sikap duduk ini luar biasa manfaatnya, terutama untuk kesehatan dan kekuatan organ seks.

5.      Salam
Bahkan, gerakan salam akhir, berpaling ke kanan dan ke kiri pun, menurut penelitian Hembing punya manfaat besar karena gerakan ini sangat bermanfaat membantu  menguatkan otot-otot leher dan kepala. Setiap mukmin pasti bisa merasakan itu, bila ia menjalankan sholat dengan benar.  Tubuh akan terasa lebih segar, sendi-sendi dan otot akan terasa lebih kendur, dan otak juga mempu kembali berfikir dengan terang. Hanya saja, manfaat itu ada yang bisa merasakannya dengan sadar, ada juga yang tak disadari. Tapi harus diingat, sholat adalah ibadah agama bukan olahraga.

6.      Tahajjud = Anti kanker
Sebuah penelitian ilmiah yang lain membuktikan bahwa sholat tahajjud membebaskan seseorang dari berbagai penyakit. Itu bukan ungkapan teoritis semata, melainkan sudah diuji dan dibuktikan melalui penelitian ilmiah. Penelitinya adalah dosen fakultas Tarbiyah IAIN Sunan Ampel Surabaya, Mohammad Sholeh, dalam usahanya meraih gelar doktor. Sholeh melakukan penelitian terhadap siswa SMU Lukmanul Hakim Pondok Pesantren Hidayatullah Surabaya yang secara rutin menunaikkan sholat tahajjud.
Sholat tahajjud yang dilakukan di penghujung malam yang sunyi, kata sholeh, bisa mendatangkan ketenangan. Sementara ketenangan itu sendiri terbukti  mampu meningkatkan ketahanan tubuh imunologik, mengurangi resiko terkena penyakit jantung dan meningkatkan usia harapan hidup. Sebaliknya, bentuk-bentuk tekanan mental sepert stress maupun depresi membuat seseorang rentan terhadap berbagai macam penyakit, infeksi dan mempercepat perkembangan sel kanker serta meningkatkan metastatis (penyebarab sel kanker).
Tekanan mental itu sendiri terjadi akibat gangguan irama sirkadian (siklus gerak hidup manusia) yang ditandai dengan pengikatan hormon kortison. Perlu diketahui, hormon kortison ini biasa dipakai sebagai tolak ukur untuk mengetahui kondisi seseorang apakah jiwanya tengah terserang stress, depressi atau tidak.
Untungnya, kata Sholeh, stress bisa dikelola, dan pengelolaan itu bisa dilakukan dengfan eduikatif, cara teknis relaksasi, atau perenungan / tafakur dan umpan balik hayati (bio feed back). Sholat tahajjud mengandung aspek meditasi dan relaksasi sehingga dapat digunakan sebagai pereda stress yang akan meningkatkan ketahanan tubuh seseorang secar natural, jelas sholeh dalam disertainya yang berjudul “Pengaruh Sholat Tahajjjud terhadap Pengingkatan Perubahan Respon Ketahanan Tubuh Imunologik”.
Pada saat yang sama, sholat tahajjjud pun bisa mendatangkan stress, terutam bila tidak dilaksanakan secara ikhlas dan kontinyu karena akan terjadi kegagalan dalan menjaga Homeostatis (daya adaptasi) terhadap perubahan pola irama pertumbuhan sel yang normal, tetapi jika dilaksanakan dengan iklas dan kontintyu akan sebaliknya. Kanker, seperti diketahui, adalah pertumbuhan sel yang tidak normal, kalau melaksanakan sholat tahajjud dengan ihklas dan kontinyu akan dapat merangsang pertumbuhan sel secara normal sehingga membebaskan pengamal sholat tahajjud dari berbagai penyakit dan kanker (tumor ganas),
Menurutnya, sholat tahajjud yang dijalankan dengan tepat, kontinyum khusuh, dan ikhlas dapat menimbulkan persepsi dan motivasi positif sehingga menimbulkan mekanisme pereda stress yang efektif.

2.5 Keajaiban Sholat Menurut Kesehatan China
Wudhu sebagai ritual pra sholat, bukanlah sekedar ritual belaka. Wudhu mengandung banyak ajaran agama didalamnya. Wudhu mendidik manusia agar selalu menjaga kebersihan, kesucian dan keelokan. Wudhu menanamkan kebiasaan hidup bersih disamping mengingatkan pada kesucian batin. Lebih dari itu, wudhu juga memiliki banyak manfaat yang tidak banyak diketahui orang. Air yang meresap melalui pori-pori kulit tubuh akan membantu membersihkan bagian-bagian kulit dari kotoran, melepaskannya, dan melarutkannya. wudhu juga meresapkan molekul-molekul air yang bersinggungan langsung bagian-bagian tertentu yang memiliki banyak titik syaraf yang berhubungan langsung dengan organ-organ internal tubuh manusia, seperti pada bagian kulit kepala. Hal ini menyebabkan badan segar kembali, karena sifat air yang menyejukkan.
Posisi berdiri tegak dalam sholat berkorelasi dengan kesehatan kita, terutama hubungannya dengan ruas-ruas tulang belakang kita. Pada posisi ini ruas-ruas tulang belakang mengalami penyempurnaan letak, sehingga memungkinkan aliran sistem dan pola syaraf yang kembali lancar. Secara teori, tulang belakang merupakan pusat sistem syaraf dengan syaraf-syaraf yang menyebar di seluruh bagian tubuh sampai ke otak, anggota badan, dan organ-organ internal. Melalui tulang belakang inilah otak mengontrol tubuh.
Waktu-waktu sholat yang telah ditentukan sedemikian rupa ternyata juga mengandung manfaat yang belum banyak diketahui. Setiap waktu sholat ini memiliki keistimewaan yang luar biasa. Dalam hal ini, penulis menghubungkan waktu-waktu sholat tersebut dengan sirkulasi Chi harian untuk menjabarkan manfaatnya sehubungan dengan masalah kesehatan. Prinsip sirkulasi chi ini digunakan oleh para ahli pengobatan Cina untuk menentukan waktu yang tepat dalam melakukan terapi suatu penyakit. Sebagai contoh, menurut ilmu pengobatan Cina, terapi terhadap ginjal sebaiknya dilakukan antara pukul 17.00-19.00.


Menurut ilmu kesehatan Cina tersebut, waktu sholat fardhu dapat dinyatakan sebagai berikut :
1.       Subuh, yaitu waktu terbit fajar hingga terbit matahari adalah waktu yang tepat untuk terapi paru-paru dan pernafasan, karena pada waktu tersebut udara masih segar dan memberi kesempatan paru-paru membersihkan diri dari sisa-sisa oksigen yang kita hirup pada malam hari
2.       Zuhur, merupakan waktu yang tepat untuk terapi jantung dan usus kecil. Tengah hari merupakan puncak panasnya sistem organ internal manusia. Menurut ilmu kesehatan Cina Jantung dan usus kecil merupakan organ yang berpasangan. Kedua organ ini memiliki sifat panas, mengendalikan pembuluh-pembuluh darah.
3.       Ashar, adalah waktu yang tepat untuk terapi kandung kemih, karena pada saat tersebut merupakan waktu mulai terjadinya kesesuaian secara perlahan antara hawa tubuh manusia dan hawa di sekitarnya.
4.       Maghrib, waktunya terapi ginjal. Ginjal merupakan reservoir/penampung sifat dingin (Yin) dan sifat panas (Yang) dasar tubuh, ketidakberesan apa pun dalam hawa tubuh yang cukup kronis tentu akan melibatkan ginjal, dan akhirnya dapat menyebabkan gangguan pada organ-organ lainnya.
5.       Isya, waktu yang tepat untuk terapi perikardium dan Triple Burner (San Jiao)