BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Definisi
Sholat
Shalat
adalah berhadap hati kepada Allah sebagai ibadah, dalam bentuk beberapa
perkataan dan perbuatan, yang dimulai dengan takbir dan diakhiri dengan salam
serta menurut syarat-syarat yang telah ditentukan syara’.
Shalat
merupakan salah satu kewajiban bagi umat muslim, diantaranya yaitu shalat
fardhu atau shalat lima waktu merupakan shalat yang wajib dilaksanakan oleh
umat muslim apabila telah memenuhi syarat-syarat untuk melaksanakannya. Selain
itu shalat hukumnya dapat dikatakan wajib, fardhu atau sunnah. Shalat jum’at
yang dilaksanakan pada setiap hari jum’at dan dilaksanakan oleh laki-laki
hukumnya yaitu fardhu ‘ain.
Dalil yang mewajibkan
shalat.banyak sekali diantaranya yaitu :
1. “Dan dirikanlah shalat, keluarkanlah zakat dan
tuntuklah / rukuklah bersama-sama orang-orang yang rukuk.” ( QS, Al-Baqarah :
43)
2. “Kerjakanlah shalat, sesungguhnya shalat itu
mencegah perbuatan yang jahat (keji) dan yang munkar.” ( QS, Al-‘Ankabut : 45 )
3. “Perintahkanlah anak-anakmu mengerjakan shalat di
waktu usia mereka meningkat tujuh tahun, dan pukullah (kalau enggan melakukan
shalat) diwaktu mereka meningkat usia sepuluh tahun. “ ( HR. Abu Dawud )
Shalat
merupakan salah satu kewajiban bagi setiap muslim. Sebuah ibadah mulia yang
mempunyai peran penting bagi keislaman seseorang. Sehingga Nabi shallallâhu
'alaihi wa sallam mengibaratkan shalat seperti pondasi dalam sebuah bangunan.
Beliau
shallallâhu 'alaihi wa sallam bersabda:
بُنِىَ
الإِسْلاَمُ عَلَى خَمْسٍ: شَهَادَةِ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ وَأَنَّ مُحَمَّدًا
رَسُولُ اللَّهِ ، وَإِقَامِ الصَّلاَةِ
Islam dibangun di atas lima hal:
bersaksi bahwa tidak ada sesembahan, yang berhak disembah dengan benar
kecuali Allah dan Nabi Muhammad adalah
utusan Allah,
menegakkan shalat…. (HR Bukhâri dan Muslim)
menegakkan shalat…. (HR Bukhâri dan Muslim)
Oleh karena itu, ketika muadzin
mengumandangkan adzan, kaum muslimin berbondong-bondong mendatangi rumah-rumah
Allah Ta'ala, mengambil air wudhu, kemudian berbaris rapi di belakang imam
shalat mereka. Mulailah kaum muslimin tenggelam dalam dialog dengan Allah
Ta'ala dan begitu khusyu’ menikmati shalat sampai imam mengucapkan salam. Dan
setelah usai, masing-masing kembali pada aktifitasnya.
2.2 Definisi
Kesehatan
Kesehatan adalah kondisi umum dari seseorang dalam
semua aspek. Ini juga merupakan tingkat fungsional dan / atau efisiensi
metabolisme organisme, sering secara implisit manusia.
Pada
saat berdirinya Organisasi Kesehatan
Dunia (WHO), pada tahun 1948, kesehatan
didefinisikan sebagai "keadaan lengkap fisik, mental, dan kesejahteraan
sosial dan bukan hanya ketiadaan penyakit atau kelemahan" Hanya segelintir
publikasi telah difokuskan secara khusus pada definisi kesehatan dan evolusi dalam 6 dekade pertama.
Beberapa dari mereka menyoroti kurangnya nilai operasional dan masalah diciptakan dengan menggunakan kata "lengkap." Lain menyatakan definisi, yang belum diubah sejak 1948, "hanya yang buruk."
Beberapa dari mereka menyoroti kurangnya nilai operasional dan masalah diciptakan dengan menggunakan kata "lengkap." Lain menyatakan definisi, yang belum diubah sejak 1948, "hanya yang buruk."
Pada
1986, WHO, dalam Piagam Ottawa untuk Promosi Kesehatan, mengatakan bahwa kesehatan adalah "sumber daya bagi kehidupan sehari-hari,
bukan tujuan dari kehidupan. Kesehatan
adalah konsep yang positif menekankan sumber daya sosial dan pribadi, serta
kemampuan fisik." Klasifikasi sistem seperti WHO Keluarga Klasifikasi
Internasional (WHO-FIC), yang terdiri dari Klasifikasi Internasional Berfungsi,
cacat, dan Kesehatan (ICF) dan
Klasifikasi Internasional Penyakit (ICD) juga menentukan kesehatan. Secara keseluruhan kesehatan dicapai melalui kombinasi
dari fisik, mental, dan kesejahteraan sosial, yang, bersama-sama sering disebut
sebagai "Segitiga Kesehatan"
2.3 Manfaat
Sholat Bagi Kesehatan
Ketika
berbicara manfaat kesehatan yang didapat dari shalat maka sudah selayaknya
menelisik kembali hadits yang diriwayatkan oleh Ibnu Majah dari Abu Hurairah R.A,
رَأَنِي رَسُوْلُ اللهِ صلى الله عليه وسلم وَأَناَ ناَئِمٌ أَتَلَوَّى مِنْ وَجْعِ بَطْنِي، فَقَالَ : أَشْكَمْ دَرْدَ؟ قُلْتُ نَعَمْ يَا رَسُوْلَ اللهِ. قَالَ قُمْ فَصَلِّ فَإِنَّ الصَّلاَةَ شِفَاءٌ.
“Rasulullah
SAW melihatku sedangkan aku tidur melingkar karena sakit perut, lalu beliau
berkata, asykam darda? Aku menjawab, betul wahai Rasulullah SAW. Beliau berkata,
bangunlah lalu shalat karena shalat adalah obat.”
Para ulama
berpendapat setidaknya ada dua faedah dari hadits riwayat Ibnu Majah dimana Abu
hurairah mengatakan, “Rasulullah SAW melihatku sedangkan aku
tidur melingkar karena sakit perut, lalu beliau berkata, asykam darda? Aku
menjawab, betul wahai Rasulullah SAW. Beliau berkata, bangunlah lalu shalat
karena shalat adalah obat.”Pertama adalah bahwasannya Nabi SAW pernah
berbicara bahasa Persia. Kedua, bahwa shalat mengobati sakit hati (liver) dan
lambung serta usus.
Dalam kajian
sholat sebagai obat bagi perut yang sakit, para ulama mengungkapkan setidaknya
ada beberapa alasan. Pertama, urusan ilahi yang merupakan ibadah, kedua urusan
jiwa, itu karena jiwa yang merasa sakit terhibur dengan shalat dan berkurang
merasakannya lalu munculah kekuatan yang mengalahkan rasa sakit.
Perlu
diketahui bahwasannya para tabib yang mahir zaman dahulu melakukan segala usaha
untuk memperkuat kekuatan. Terkadang menguatkannya dengan makanan, terkadang
dengan harapan, terkadang dengan rasa takut, sedangkan sholat menghimpun lebih
banyak dari itu, karena di dalamnya menimbulkan kepada seorang hamba rasa
takut, khawatir, harapan, rasa malu, cinta dan ingat akhirat yang dapat
menguatkan staminanya dan melegakan dadanya, lalu dengan itu menjadi
tertolaklah penyakitnya.
Contoh kasus
lain mengenai manfaat kejiwaan yang dapat menembus pada aspek kerja sistem
organ tubuh adalah hadits yang diriwayatkan dari sebagian anak Ali R.A
bahwa beliau pernah mempunyai luka yang mereka tidak bisa mengatasinya, lalu
keluarganya menangguhkannya sampai masuk shalat kemudian mereka bisa
melakukannya tetapi tidak menyusahkannya karena ia tenggelam (asyik) dalam
shalat.
Menurut Imam
Adz Dzahabi dalam shalat ada perkara yang alami yaitu olah raga jiwa dan olah
raga tubuh, karena shalat menghimpun antara berdiri, ruku, sujud, ketundukan,
perkumpulan, ikhlas, ibadah, merendahkan diri, menghinakan diri dan lain
sebagainya yang bersamanya menjadi bergerak sendi-sendi badan dan kebanyakan
organ tubuh menjadi lunak, terutama perut dan usus serta bantuannya yang paling
kuat dalam mendorong air seni juga tinja dan menurunkan makanan dari lambung.
Lebih jauh Al-Muwafaq
Abdul Latif Al Baghdadi berkata dalam kitab Al-Arba’in, “aku sungguh telah
melihat sekumpulan mereka yang mempunyai waktu luang dan kemewahan yang terjaga
kesehatannya lalu mencari sebab itu maka aku mendapati mereka banyak shalat dan
tahajud.”
Al Baghdadi
juga menandaskan alangkah bermanfaatnya sujud untuk penderita kondisi lemah
fisik dan flu, alangkah kuatnya bantuan sujud untuk membuka sumbatan hidung,
alangkah kuatnya bantuan sujud membusukan (mematangkan) air seni dan tinja dan
menurunkan makanan dari lambung dan usus, dan menggerakkan kotoran yang
tertahan di dalamnya serta mengeluarkannya, karena di sisinya kantong makanan
terperas oleh karena didesaknya, dan satu sama lainya berjatuhan.
Sementara
Imam Adz Dzahabi menyatakan bahwa kebanyakan yang dapat digembirakan oleh
shalat itu adalah jiwa dan shalat dapat menghilangkan kesedihan, shalat juga
dapat memadamkan api amarah, menyebabkan cinta kepada kebenaran dan sikap
merendah kepada sesama manusia, menghaluskan hati, menganjurkan memberi maaf
dan membuat benci terhadap buruknya sifat dendam.
Uniknya lagi
Imam Adz Dzahabi juga menyatakan bahwa banyak hal yang dapat muncul dalam
shalat, yaitu berupa pikiran dan pengaturan yang tepat, jawaban yang benar,
membuat hamba ingat apa yang telah lupa lalu ia berfikir tentang sumber-sumber
perkara, dan jalan-jalannya dan kemaslahatan dunia dan akhirat.
Beliau hafizhullah
juga berpendapat sholat dapat menjadi sarana mengintropeksi diri, terutama jika
lama berdirinya, itu dilakukan pada waktu malam ketika mata-mata
terpejam, suara-suara menjadi sunyi, ketika kekuatan alam bawah berkurang
dan bersembunyi kesombongannya, ketika menyebarnya kekuatan alam ruhani dan
terbentang tutupnya.
Sementara
Ibnu Qoyyim Rahimahullah mengutip dalam Al-Musnad bahwa Nabi SAW apabila
bersedih karena suatu perkara, beliau melakukan sholat. Karena Allah Berfirman,
“… ambillah pertolongan dari kesabaran dan shalat…” Telah lewat juga
sabda Nabi SAW “Lelehkanlah makanan kalian dengan dzikir dan mengucapkanya.”
Ini juga
ditafsirkan oleh Imam Adz Dzahabi sebagai salah satu sebab disunnahkannya
shalat tarawih, di dalam shalat terdapat kebaikan dunia dan akhirat dengan
turunnya kekuatan berupa terbukanya yang menjadikan dan yang menciptakanya,
maka pada saat itu tertolaklah penyakit-penyakit badan yang ia derita dan
tersingkaplah baginya akhlak jiwa yang rendah maka ia terus berjalan untuk
menyempurnakan dan menyusunnya.
Menurut Ibnu
Qoyyim shalat membawa rezeki, menjaga kesehatan, mengusir gangguan, menolak
penyakit, memperkuat hati, memutihkan wajah, menyenangkan jiwa, menghilangkan
kemalasan, memotivasi organ tubuh, meningkatkan stamina, melapangkan dada,
menyuntik gizi pada rohani, menyinari jiwa, memelihara kenikmatan,
menghilangkan bencana, membawa berkah, menjauhkan pelakunya dari setan dan
mendekatkannya kepada Allah Ar-Rahman.
Oleh
karenanya beliau Rahimahullah menyimpulkan bahwa shalat memiliki
pengaruh yang ajaib sekali dalam menjaga kesehatan jasmani dan rohani serta
mempertahankan stamina dan mengusir segala bentuk unsur yang membahayakannya.
Apabila ada dua orang yang sama-sama terkena musibah atau terserang penyakit,
bala dan cobaan, pasti yang melakukan shalat di antara keduanya akan merasa
lebih ringan, dan akibat yang dia rasakan juga lebih aman.
2.4 Gerakan
Sholat Bagi Kesehatan
Selain melaksanakan perintah agama, mengobati
kerinduan jiwa pada sang Pencipta, sholat juga punya efek yaitu menyehatkan
tubuh. Seorang pakar ilmu pengobatan tradisional, Prof H Muhammad Hembing
Wijayakusuma, telah melakukan penelitian yang mendalam tentang hal itu. Hasil
penelitian itu disebarkannya kepada umat Islam, baik melalui media massa maupun
buku yang berjudul “Hikmah Sholat untuk Pengobatan dan Kesehatan”. Bahkan,
duduk Tasyahud diyakini bisa menyembuhkan penyakit tanpa operasi.
Setiap gerakan-gerakan shalat mempunyai arti khusus bagi kesehatan dan
punya pengaruh pada bagian-bagian tubuh seperti kaki, ruas tulang punggung,
otak, lambung, rongga dada, pangkal paha, leher, dll. Berikut adalah ringkasan
yang bermanfaat untuk mengetahui tentang daya penyembuhan di balik pelaksanaan
sholat sebagai aktivitas spiritual.
1.
Berdiri tegak dalam sholat
Gerakan-gerakan sholat bila dilakukan dengan benar, selain menjadi
latihan yang menyehatkan juga mampu mencegah dan meyembuhkan berbagai macam
penyakit. Hembing menemukan bahwa berdiri tegak pada waktu sholat membuat
seluruh saraf menjadi satu titik pusat pada otak, jantung, paru-paru, pinggang,
dan tulang pungggung lurus dan bekerja secara normal, kedua kaki yang tegak
lurus pada posisi akupuntur, sangat bermanfaat bagi kesehatan seluruh tubuh.
2.
Rukuk
Rukuk juga sangat baik untuk menghindari penyakit yang menyerang ruas
tulang belakang yang terdiri dari tulang punggung, tulang leher, tulang
pinggang dan ruas tulang tungging. Dengan melakukan rukuk, kita telah menarik,
menggerakan dan mengendurkan saraf-saraf yang berada di otak, punggung dan
lain-lain. Bayangkan bila kita menjalankan sholat lima waktu yang berjumlah 17
rakaat sehari semalam. Kalau rakaat kita rukuk satu kali, berarti kita
melakukan gerakan ini sebanyak 17 kali.
3.
Sujud
Belum lagi gerakan sujud yang setiap rakaat dua kali hingga jumlahnya
sehari 34 kali. Bersujud dengan meletakan jari-jari tangan di depan lutut
membuat semua otot berkontraksi. Gerakan ini bukan saja membuat otot-otot itu
akan menjadi besar dan kuat, tetapi juga membuat pembuluh darah dan urat-urat
getah bening terpijat dan terurut. Posisi sujud ini juga sangat membantu kerja
jantung dan menghindari mengerutnya dinding-dinding pembuluh darah.
4.
Duduk tasyahud
Duduk tasyahud akhir atau tawaruk adalah salah satu anugerah Allah yang
patut kita syukuri, karena sikap itu merupakan penyembuhan penyakit tanpa obat
dan tanpa operasi. Posisi duduk dengan mengangkat kaki kanan dan menghadap
jari-jari ke arah kiblat ini, secara otomatis memijat pusat-pusat daerah otak,
ruas tulang punggung teratas, mata, otot-otot bahu, dan banyak lagi terdapat
pada ujung kaki. Untuk laki-laki sikap duduk ini luar biasa manfaatnya,
terutama untuk kesehatan dan kekuatan organ seks.
5.
Salam
Bahkan, gerakan salam akhir, berpaling ke kanan dan ke kiri pun, menurut
penelitian Hembing punya manfaat besar karena gerakan ini sangat bermanfaat
membantu menguatkan otot-otot leher dan
kepala. Setiap mukmin pasti bisa merasakan itu, bila ia menjalankan sholat
dengan benar. Tubuh akan terasa lebih
segar, sendi-sendi dan otot akan terasa lebih kendur, dan otak juga mempu
kembali berfikir dengan terang. Hanya saja, manfaat itu ada yang bisa
merasakannya dengan sadar, ada juga yang tak disadari. Tapi harus diingat,
sholat adalah ibadah agama bukan olahraga.
6.
Tahajjud = Anti kanker
Sebuah penelitian ilmiah yang lain membuktikan bahwa sholat tahajjud
membebaskan seseorang dari berbagai penyakit. Itu bukan ungkapan teoritis
semata, melainkan sudah diuji dan dibuktikan melalui penelitian ilmiah.
Penelitinya adalah dosen fakultas Tarbiyah IAIN Sunan Ampel Surabaya, Mohammad
Sholeh, dalam usahanya meraih gelar doktor. Sholeh melakukan penelitian
terhadap siswa SMU Lukmanul Hakim Pondok Pesantren Hidayatullah Surabaya yang
secara rutin menunaikkan sholat tahajjud.
Sholat tahajjud yang dilakukan di penghujung malam yang sunyi, kata
sholeh, bisa mendatangkan ketenangan. Sementara ketenangan itu sendiri
terbukti mampu meningkatkan ketahanan
tubuh imunologik, mengurangi resiko terkena penyakit jantung dan meningkatkan
usia harapan hidup. Sebaliknya, bentuk-bentuk tekanan mental sepert stress
maupun depresi membuat seseorang rentan terhadap berbagai macam penyakit,
infeksi dan mempercepat perkembangan sel kanker serta meningkatkan metastatis
(penyebarab sel kanker).
Tekanan mental itu sendiri terjadi akibat gangguan irama sirkadian
(siklus gerak hidup manusia) yang ditandai dengan pengikatan hormon kortison.
Perlu diketahui, hormon kortison ini biasa dipakai sebagai tolak ukur untuk
mengetahui kondisi seseorang apakah jiwanya tengah terserang stress, depressi
atau tidak.
Untungnya, kata Sholeh, stress bisa dikelola, dan pengelolaan itu bisa
dilakukan dengfan eduikatif, cara teknis relaksasi, atau perenungan / tafakur dan
umpan balik hayati (bio feed back). Sholat tahajjud mengandung aspek meditasi dan
relaksasi sehingga dapat digunakan sebagai pereda stress yang akan meningkatkan
ketahanan tubuh seseorang secar natural, jelas sholeh dalam disertainya yang
berjudul “Pengaruh Sholat Tahajjjud terhadap Pengingkatan Perubahan Respon
Ketahanan Tubuh Imunologik”.
Pada saat yang sama, sholat tahajjjud pun bisa mendatangkan stress,
terutam bila tidak dilaksanakan secara ikhlas dan kontinyu karena akan terjadi
kegagalan dalan menjaga Homeostatis (daya adaptasi) terhadap perubahan pola
irama pertumbuhan sel yang normal, tetapi jika dilaksanakan dengan iklas dan
kontintyu akan sebaliknya. Kanker, seperti diketahui, adalah pertumbuhan sel
yang tidak normal, kalau melaksanakan sholat tahajjud dengan ihklas dan
kontinyu akan dapat merangsang pertumbuhan sel secara normal sehingga
membebaskan pengamal sholat tahajjud dari berbagai penyakit dan kanker (tumor
ganas),
Menurutnya, sholat tahajjud yang dijalankan dengan tepat, kontinyum khusuh,
dan ikhlas dapat menimbulkan persepsi dan motivasi positif sehingga menimbulkan
mekanisme pereda stress yang efektif.
2.5 Keajaiban
Sholat Menurut Kesehatan China
Wudhu
sebagai ritual pra sholat, bukanlah sekedar ritual belaka. Wudhu mengandung
banyak ajaran agama didalamnya. Wudhu mendidik manusia agar selalu menjaga
kebersihan, kesucian dan keelokan. Wudhu menanamkan kebiasaan hidup bersih
disamping mengingatkan pada kesucian batin. Lebih dari itu, wudhu juga memiliki
banyak manfaat yang tidak banyak diketahui orang. Air yang meresap melalui
pori-pori kulit tubuh akan membantu membersihkan bagian-bagian kulit dari
kotoran, melepaskannya, dan melarutkannya. wudhu juga meresapkan
molekul-molekul air yang bersinggungan langsung bagian-bagian tertentu yang
memiliki banyak titik syaraf yang berhubungan langsung dengan organ-organ
internal tubuh manusia, seperti pada bagian kulit kepala. Hal ini menyebabkan
badan segar kembali, karena sifat air yang menyejukkan.
Posisi
berdiri tegak dalam sholat berkorelasi dengan kesehatan kita, terutama
hubungannya dengan ruas-ruas tulang belakang kita. Pada posisi ini ruas-ruas
tulang belakang mengalami penyempurnaan letak, sehingga memungkinkan aliran
sistem dan pola syaraf yang kembali lancar. Secara teori, tulang belakang
merupakan pusat sistem syaraf dengan syaraf-syaraf yang menyebar di seluruh
bagian tubuh sampai ke otak, anggota badan, dan organ-organ internal. Melalui
tulang belakang inilah otak mengontrol tubuh.
Waktu-waktu
sholat yang telah ditentukan sedemikian rupa ternyata juga mengandung manfaat
yang belum banyak diketahui. Setiap waktu sholat ini memiliki keistimewaan yang
luar biasa. Dalam hal ini, penulis menghubungkan waktu-waktu sholat tersebut
dengan sirkulasi Chi harian untuk menjabarkan manfaatnya sehubungan dengan
masalah kesehatan. Prinsip sirkulasi chi ini digunakan oleh para ahli
pengobatan Cina untuk menentukan waktu yang tepat dalam melakukan terapi suatu
penyakit. Sebagai contoh, menurut ilmu pengobatan Cina, terapi terhadap ginjal
sebaiknya dilakukan antara pukul 17.00-19.00.
Menurut ilmu
kesehatan Cina tersebut, waktu sholat fardhu dapat dinyatakan sebagai berikut :
1.
Subuh, yaitu waktu terbit fajar hingga terbit matahari
adalah waktu yang tepat untuk terapi paru-paru dan pernafasan, karena pada waktu
tersebut udara masih segar dan memberi kesempatan paru-paru membersihkan diri
dari sisa-sisa oksigen yang kita hirup pada malam hari
2.
Zuhur, merupakan waktu yang tepat untuk terapi jantung
dan usus kecil. Tengah hari merupakan puncak panasnya sistem organ internal
manusia. Menurut ilmu kesehatan Cina Jantung dan usus kecil merupakan organ
yang berpasangan. Kedua organ ini memiliki sifat panas, mengendalikan
pembuluh-pembuluh darah.
3.
Ashar, adalah waktu yang tepat untuk terapi kandung
kemih, karena pada saat tersebut merupakan waktu mulai terjadinya kesesuaian
secara perlahan antara hawa tubuh manusia dan hawa di sekitarnya.
4.
Maghrib, waktunya terapi ginjal. Ginjal merupakan
reservoir/penampung sifat dingin (Yin) dan sifat panas (Yang) dasar tubuh,
ketidakberesan apa pun dalam hawa tubuh yang cukup kronis tentu akan melibatkan
ginjal, dan akhirnya dapat menyebabkan gangguan pada organ-organ lainnya.
5.
Isya, waktu yang tepat untuk terapi perikardium dan
Triple Burner (San Jiao)